Masih teringat jelas ketika memulai MPASI (makanan pendamping asi) untuk Rafa
7 bulan yang lalu... "Masa
makanan Rafa nggak pakai gula sama garam? Hambar donk?", "Kok
pagi-pagi makan buah, mules lho", "Pakai bubur instan aja, kan udah
lengkap tuh nutrisinya”,"Ga pakai vitamin dari dokter? Kalau kurang nutrisi gimana?". Itu adalah beberapa komentar orang di sekitar keluarga kecil kami. Namun, komentar itu sama sekali tidak menyurutkan niat
kami untuk memberikan yang terbaik untuk Rafa. Dan
dari sinilah tradisi
baik itu berawal.
Mengurangi gula dan garam
Sebelum ada Rafa, kami makan makanan
dengan banyak bumbu itu biasa. Gula dan garam punya porsi yang sangat besar
dalam konsumsi kami. Setelah harus memasak makanan untuk Rafa sendiri, makanan yang disajikan untuk dewasa pun mulai jadi terpengaruh. Karena
terbiasa memasak untuk Rafa yang tanpa gula dan garam, saya seringkali lupa
menambahkan bumbu dalam masakan dewasa. Dan lama kelamaan kami jadi terbiasa
dengan makanan yang kurang bumbu itu. Ternyata enak juga. Untuk menambah manis
alami, saya menambahkan bahan makanan dengan rasa yang manis seperti jagung,
labu kuning, dan buah-buahan baik dalam sayur maupun cake. Lama kelamaan gula
dan garam selalu saya kurangi takarannya. Sekarang, makanan dengan gula dan
garam yang sudah dikurangi mulai bisa ditolerir oleh lidah kami.
Inilah alasan mengapa kita harus mengurangi gula
dan garam. Dokter spesialis penyakit jantung dan pembuluh darah dari Rumah
Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita, Santoso Karo Karo, mengatakan, “diet
yang seimbang dibutuhkan agar kondisi jantung tetap sehat. Konsumsi garam yang berlebihan dapat meningkatkan risiko tekanan
darah tinggi. Pada akhirnya, hal itu membuat kerja jantung lebih berat”. Santoso mengatakan, “pola makan yang sehat
harus meminimalkan asupan garam, gula, dan lemak. Sebaliknya, kaya serat
seperti sayur, buah, dan biji-bijian. Kalori dari gula tidak boleh lebih dari 10 persen
dari total kebutuhan sehari karena sumber gula bermacam-macam. Garam tidak
lebih dari 6 gram. Lemak berkisar 5-10 persen dari makanan yang kita makan”. Jadi,
mari kita jadikan ini tradisi baik, pasti bisa!
No MSG (Monosodium Glutamat), Makanan Homemade itu Lebih Baik
Kristal monosodium glutamat (wikipedia)
MSG, merupakan garam
natrium dari asam glutamat yang merupakan salah satu asam amino
non-esensial paling berlimpah yang terbentuk secara alami. Glutamat dalam
MSG memberi rasa umami yang sama seperti glutamat dari makanan lain. Keduanya
secara kimia identik. Produsen makanan industri memasarkan dan menggunakan MSG sebagai
penguat cita rasa karena zat ini mampu menyeimbangkan, menyatukan, dan
menyempurnakan persepsi total rasa lainnya (Wikipedia).
Kenapa kita
harus membatasi makanan yang mengandung MSG atau bahkan jika bisa menghindari?
Dr. Russell Blaylock, seorang ahli bedah saraf mengatakan bahwa MSG adalah excitotoxin, yang artinya MSG
menyebabkan sel tubuh mengalami
kerusakan bahkan kematian, menyebabkan kerusakan otak dalam berbagai derajad,
bahkan memperparah kecacatan dari penyakit seperti Alzheimer, Parkinson, Lou Gehrig’s dan masih banyak lagi.
Ngeri kan. Jadi, kalau memasak kita usahakan sealami mungkin ya mama. Saya
punya tips membuat masakan menjadi gurih tanpa MSG, yaitu dengan menambahkan
bawang merah dan bawang putih yang sudah digoreng dan dilumatkan ke dalam
masakan kita. Bisa juga dengan menambahkan kaldu yang dibuat sendiri. Kalau
kita selalu mengkonsumsi makanan siap saji atau membelinya di warung, kita
tidak bisa mengendalikan konsumsi MSG. Homemade
itu tetap lebih baik.
Menyusun menu dengan pedoman gizi seimbang
Piramida Gizi
Seimbang
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dari prinsip
menyusun menu gizi seimbang adalah yang pertama, makanlah makanan yang
mengandung nutrisi yang beragam, karena tidak ada bahan makanan yang mengandung
semua nutrisi yang diperlukan tubuh. Kemudian, konsumsi
makanan harian kita harus dapat memenuhi kebutuhan energi harian, dan kecukupan
kebutuhan energi ditunjukkan dengan berat badan yang normal. Makanan berlemak,
berminyak, dan manis berada di ujung tertinggi piramida sehingga porsinya lebih
kecil. Jadi, kita tetap butuh minyak ya mama. Nah,
karenanya kita harus jeli memilih minyak yang sehat dan
baik untuk kita apalagi untuk anak-anak
kita.
Menyusun
menu harian memang tidak mudah. Saya selalu berusaha ada komposisi yang pas
untuk setiap menu yang disajikan. Misalnya, untuk sarapan pagi saya memilih
menu yang memasaknya mudah seperti omelete yang diisi dengan sayuran dan
dimakan bersama nasi putih panas, atau membuat bubur ayam sendiri dengan nasi
yang sudah matang dimasak dengan kaldu ayam ditambahkan sayuran yang banyak dan
ayam suwir. Menyisihkan waktu sebentar di dapur tidak akan menyita seluruh
waktu kita untuk melakukan pekerjaan yang lain kan? Dan yang perlu diingat,
dari makanan yang sehat akan menjadikan badan kita sehat pula. Jadi, vitamin
itu tidak diperlukan ya mama, yang penting kita makan dengan makanan yang
beragam, diolah menjadi sajian yang bervariasi itu sudah cukup untuk memenuhi
kebutuhan gizi keluarga kita terutama si kecil.
Mengurangi Konsumsi Gluten
Mungkin sebagian dari kita sedang gencar
melakukan diet bebas gluten karena memang sedang menjadi banyak perbincangan.
Tapi apakah diet bebas gluten kita sudah benar?
Gluten adalah protein utama yang terkandung
dalam beberapa serealia. Gluten ini dapat ditemukan pada semua bentuk gandum
(bulgur, durum, semolina, spelt, farro, dan masih banyak lagi lainnya) seperti
pada barley, rye dan triticale (persilangan gandum dengan rye). Bahan makanan yang mengandung gluten baru
bisa diproses oleh tubuh kita (dicerna-diserap nutrisinya-dibuang sampahnya ke
luar tubuh) dalam tempo 3x siklus metabolisme, artinya 3x24 jam. Padahal,
makanan sehat sudah harus meninggalkan tubuh (usus besar) paling lama dalam
tempo 24 jam. Akibatnya, sampah terigu yang harusnya dibuang akan diserap lagi
dan lagi oleh dinding usus. Selain itu, tumpukan sampah gluten dalam tubuh akan
menempel di dinding usus, sehingga menghalangi penyerapan nutrisi.
Sumber makanan yang mengandung gluten (wikipedia).
Lalu apakah kita harus
meninggalkan bahan makanan yang mengandung gluten sama sekali? Jawabannya
adalah tidak. Ada beberapa hal yang perlu diperhatian mengenai gluten ini
seperti yang dikutip oleh CNN dari Dr. Arthur Agatston
1. Gluten
adalah protein yang dapat menyebabkan masalah. Gluten sulit untuk dicerna
dengan sempurna, hal ini berbeda dengan protein pada serealia lainnya seperti
beras dan pada daging (contohnya olahan steak) yang dapat dicerna dengan
sempurna. Sehingga, hal ini dapat menyebabkan masalah pada beberapa orang tapi
tidak semua orang.
2. Kita
tidak perlu benar-benar menghindari konsumsi gluten. Untuk beberapa orang (sekitar 1% dari populasi)
gluten adalah masalah bahkan sampai menyebabkan kematian. Orang-orang dengan
kondisi seperti ini dikenal sebagai celiac disease. Penderita celiac, sangat sensitif terhadap gluten meski hanya dalam jumlah
yang kecil. Gluten menyebabkan kerusakan pada usus halus penderita celiac disease, hal ini yang menyebabkan
masalah kesehatan mulai dari diare kronis sampai kekakuan abdominal bahkan
beberapa berisiko kanker. Sehingga,
untuk penderita celiac memang harus benar-benar menjalani diet bebas gluten.
3. Kita perlu mengurangi konsumsi gluten. Karena
jika kita mengkonsumsi terlalu banyak gluten selama 50 tahun karena konsumsi
berlebihan produk yang terbuat dari tepung terigu, barulah kita akan merasakan
dampaknya pada kesehatan kita.
4. Diet bebas gluten dapat membuat gemuk.
Beberapa orang yang menghindari gluten untuk menurunkan berat badannya akhirnya
akan naik kembali berat badannya karena mereka mengkonsumsi produk bebas gluten
yang seringkali malah mengandung lemak jenuh yang tinggi, gula, dan natrium
pada makanan cepat saji lainnya, dan produk ini seringkali mengandung bahan
yang cepat menaikkan indeks glikemik seperti tepung beras putih atau tepung
kentang sehingga menyebabkan gula darah naik.
Sehingga, lebih baik mengkonsumsi makanan
bebas gluten yang alami seperti sayuran dan buah-buahan, daging, ikan dan
unggas, serealia seperti beras coklat dan quinoa, produk olahan susu yang bebas
lemak atau rendah lemak, kacang-kacangan, dan lemak sehat seperti minyak zaitun
extra-virgin (extra-virgin olive oil)
dan minyak canola (canola oil).
5. Gluten bukan sesuatu yang
harus ditakuti. Sehingga yang penting adalah
makanan dari terigu adalah jangan dikonsumsi berlebihan (sebagai hidangan utama) dan jangan dijadikan menu
harian
Stop Margarin dan Butter, Mengganti dengan Minyak
Goreng Sehat “SunCo”
Kenapa? Dalam buku “Stop Aging Now! Rahasia Tetap Muda
Seumur Hidup (Jean Carper)” menyebutkan, margarin itu terbuat dari minyak
goreng yang dipadatkan sehingga bentuknya menjadi plastis (mudah dioleskan)
menyerupai mentega. Proses pemadatan ini mengubah sifat lemak jenuh bahan
menjadi lemak trans yang jahat. Asupan lemak trans berlebihan membuat sel-sel
membengkak, sehingga tidak berfungsi secara wajar. Bahkan, konsumsi 4 sdt
margarin atau lebih per hari meningkatkan risiko terkena penyakit jantung 65%
lebih tinggi dibanding dengan orang yang
mengkonsumsi margarin <1 sdt per hari. Konsumsi margarin ini juga
meningkatkan risiko kanker payudara. Masih mau konsumsi margarin? Setelah
membaca ini saya mencoba sedikit demi sedikit mengurangi porsi margarin dan
butter dalam pembuatan makanan di rumah. Caranya? Menggantinya dengan minyak
goreng yang sehat.
Memilih minyak goreng yang sehat bukan perkara mudah.
Sebelum kenal sama “sunCo”, saya memakai beberapa merk minyak goreng lainnya.
Hasilnya mengecewakan. Baru 1x dipakai untuk menggoreng sudah menunjukkan
perubahan warna dan menjadi lebih kental. Setelah memakai sunCo, langsung jatuh
cinta. Seperti yang dikatakan chef Juna di iklan sunCo (benar-benar
menghipnotis nih), karakteristiknya seperti air, jernih banget :). Kenapa bisa begitu, karena SunCo diolah dari kelapa sawit segar dan telah
melalui 3x pemurnian dan 2x penyaringan menghasilkan minyak goreng sehat yang
kaya akan omega 3 sekaligus bebas kolesterol, mempunyai kepedulian yang tinggi untuk
bisa menyajikan masakan sehat untuk keluarga. Sebagai agen penyaji makanan
sehat di rumah, kita harus benar-benar memperhatikan itu kan mama :). Saya sampai buat dokumentasi menggoreng pakai
sunCo nih.
|
|
Saat
baru dituang ke wajan
|
Setelah
digunakan untuk menggoreng terong pertama
|
|
|
Setelah goreng yang kedua, masih
bening banget
|
|
Apa aja sih kelebihan sunCo?
Pertama. Warna minyak yang lebih bening. Karena melalui 5 tahapan yakni 3 kali
proses penyaringan dan 2 kali proses pemurnian. Mengapa SunCo bisa bening?
Kelapa sawit yang segar adalah kunci minyak goreng yang bening. Semakin bening
minyak goreng maka saat digunakan untuk menggoreng minyak tidak cepat menjadi
hitam / teroksidasi, sehingga meminimalkan resiko timbulnya kanker pada tubuh
manusia.
Kedua, Minyak itu dapat
diminum. SunCo memang bukan untuk diminum, tetapi untuk membuktikan kualitas
minyak goreng yang baik dapat dibuktikan dengan uji organoleptic, yakni dengan
dimasukkan dan dirasakan di rongga mulut. Artinya sifat dan karakter minyak ini
seperti air, tidak lekat atau berbau. Minyak mudah mengalir sehingga tidak
menyangkut atau gatal di tenggorokan.
Ketiga. Minyak ini tidak mudah
beku pada suhu rendah. Dengan Buah Kelapa Sawit segar yang langsung diolah
tidak lebih dari 24 jam membuat SunCo menjadi minyak goreng dengan minyak jenuh
terendah dibanding yang lainnya, sehingga SunCo tidak mudah beku dan
meminimalkan peningkatan kolesterol.
Dan
jangan berpikir minyak goreng itu cuma bisa buat menggoreng lauk dan menumis
makanan lho. SunCo di rumah saya setia menemani untuk membuat muffin, cake,
bahkan pizza :).
Masak “Goulash” numis bumbunya juga pakai sunCo
Perkedel tempe kesukaan keluarga, digoreng dengan minyak
“sunCo”. Resepnya bisa dilihat di sini.
Sekedar info, minyak goreng “sunCo” itu memang
cocok untuk muffin. Ada bahan khusus yang menjadikan muffin bertekstur berat tapi
remah dan ngeprul. Sebagai sumber lemak, sebaiknya gunakan minyak goreng untuk
membuat adonan muffin, bukan mentega. Minyak goreng tidak memiliki sifat
mengemulsi sebagaimana mentega sehingga menghasilkan tekstur muffin yang khas.
Jika menggunakan mentega, tekstur muffin, akan mendekati cake karena mentega mampu mengemulsikan lemak dan
air, sehingga keduanya bisa bercampur dengan baik (sumber: buku rahasia masak
wied Harry). Dan ini buktinya, saya pakai minyak
goreng sunCo untuk membuat banana muffin kesukaan anak saya. Bentuknya bagus,
mekar, dan rasanya juga enak.
Banana Muffin, resep simple dan yummy. Komponen butter
diganti dengan minyak “sunCo”. Resepnya bisa dilihat di sini.
Itulah beberapa tradisi baik di keluarga kami. Jadi
tunggu apa lagi, mau sehat harus membiasakan diri dengan hal-hal yang baik
bukan? Semoga bisa bermanfaat untuk semua pembaca dan tentunya mama sunCo semua :)
Tulisan ini dibuat untuk mengikuti lomba blog dari
http://www.resepsehat.com persembahan SunCo Minyak Goreng Yang Baik. Tulisan
adalah karya saya sendiri dan bukan merupakan jiplakan.