Senin, 30 September 2013

Chocolate Lava Cake



Pertama kali tahu lava cake itu pas lihat master chef indonesia 3, tantangan yang bikin salah satu kontestan harus pulang, dan ngeliat mereka bener-bener stress bikinnya. Yang bikin penasaran, kok bisa cakenya matang di luar tapi masih meleleh coklatnya saat dipotong. Membayangkan saja udah ngiler. Kebetulan lagi punya stok coklat masak agak banyak, dan hubby pengen dibikinin cake serba coklat. Ya udah deh, memberanikan diri membuat ini. Takut gagal banget sebenarnya, apalagi aku ga punya mixer dan oven juga oven tangkring biasa (oven yang ditangkringin di atas kompor :D). Tapi modal nekattt..

Cari-cari resep nyantol di blognya mb ayudiah, bisa dilihat di sini dan hasilnya punya mb ayu cakenya langsung dimakan dari wadahnya, ga dibalik di piring saji. Kalau yang di master chef itu dibalik. wah, aku tertantang buat bikin yang harus bisa dibalik. Semangat '45 #komatkamitbacadoa :). Resep aslinya punya mr. gordon ramsay bisa dibuka di sini. Tapi dikasih namanya Chocolate Fondant. Lebih keren lava cake, jadi aku pakai lava cake deh :D. Makin penasaran kan, lihat cake yang ada lelehan coklatnya keluar kaya lava. Hmmmm,,, ayooo dicoba.. Aku bikin setengah resep aja (awalnya takut gagal). Tapi ternyata "I DID IT!!!" #jogetjoget..


Chocolate Lava Cake
diadaptasi dari chocolate lava cake momylicious, resep asli dari chef gordon ramsay
rebake by chuz's kitchen

Bahan:
200 gr tepung terigu
4 butir telur dan 4 kuning telur
200 gr dark chocolate (aku pakai compound)
200 gr butter, potong kecil-kecil (aku pakai minyak goreng)
200 gr gula caster (aku pakai gula pasir, dikurangin cuma 3/4nya)

1 sdt butter, lelehkan (untuk mengoles cetakan)
Coklat bubuk untuk taburan cetakan
Saus karamel atau es krim vanila untuk pelengkap saat disajikan à aku ga pakai

Cara Membuat:
1. Olesi cetakan (pokoknya tahan panas ya, bisa loyang kecil kaya yang aku pakai, atau ramekin, atau alu foil) dengan butter leleh, kemudian masukkan ke dalam lemari es. Apabila butternya sudah beku, olesi lagi cetakan dengan butter, masukkan lagi ke dalam lemari es. Keluarkan, taburi dengan coklat bubuk tipis aja, buang lebihnya (ini proses paling malesin) :D
2. Lelehkan coklat cincang dengan cara au bain marie (meletakkan wadah berisi coklat cincang tadi di atas air panas. Setelah meleh, campur dengan minyak goreng. Angkat, dinginkan selama kurang lebih 10 menit.
3. Di wadah terpisah, kocok gula dan telur hingga kental berjejak (karena aku ga punya mixer, jadi mengandalkan whisker, dan agar lebih cepat mengental, taruh wadah di atas wadah lain berisi air hangat, dan kocok adonan dengan cara agak dimiringkan wadahnya, bisa bayangin kan ya, sayang ga difoto nih). Kemudian masukkan tepung terigu sedikit demi sedikit. Tambahkan campuran coklat leleh dalam tiga tahap, gunakan metode aduk balik agar tercampur sempurna.
4. Masukkan adonan ke dalam cetakan. Apabila membuatnya dalam jumlah banyak, dan ingin disimpan dalam waktu lama, maka adonan ini bisa dibekukan. Tambahkan lima menit waktu panggang apabila dalam keadaan beku. Tapi kalo cakenya mau langsung dipanggang, maka setelah adonan dimasukkan ke dalam cetakan, simpan dulu adonan cake selama minimal 20 menit sebelum dipanggang. Kemudian keluarkan dari lemari es, panggang selama 9/10 menit dengan api 200 derajad C (karena pakai oven tangkring, cek suhunya dengan cara masukkan lengan ke dalam oven yang sudah dipanaskan, kalau hitungan 10 udah ga kuat berarti oven bersuhu >180 derajad. Nah aku masukkin deh cakenya). Pakai api besar, trus ditungguin sambil komat kamit baca doa biar jadi :D soalnya pemanggangan ini paling penting dan kalau over baked ga akan bisa keluar lavanya, jadi cake coklat biasa. Nah, pas 10 menit aku liat deh atasnya udah mengeras, wah, udah mateng berarti. 
5. Angkat, biarkan beberapa saat, lalu balikkan di atas piring saji. Langsung dilahap (kalau punya es krim bisa ditambahkan deh. Tapi ga pakai juga udah enak banget kok.

Lelehan coklatnya seperti lava kan :)

Kalau yang bawah ini, ga langsung dimakan, masuk kulkas trus dipanasin lagi. Takut lengket, jadi langsung dimakan dari tempatnya, lelehannya masih oke kan ;)

Cuma ga boleh sering-sering nih bikin cake kaya gini. Aku bikin cuma untuk memuaskan rasa penasaran aja. Ini coklatnya banyak banget, benar-benar merusak diet :D

Selamat Mencoba :)

Jumat, 27 September 2013

Tradisi Baik yang Berawal dari MPASI

Masih teringat jelas ketika memulai MPASI (makanan pendamping asi) untuk Rafa 7 bulan yang lalu... "Masa makanan Rafa nggak pakai gula sama garam? Hambar donk?", "Kok pagi-pagi makan buah, mules lho", "Pakai bubur instan aja, kan udah lengkap tuh nutrisinya”,"Ga pakai vitamin dari dokter? Kalau kurang nutrisi gimana?". Itu adalah beberapa komentar orang di sekitar keluarga kecil kami. Namun, komentar itu sama sekali tidak menyurutkan niat kami untuk memberikan yang terbaik untuk Rafa. Dan dari sinilah tradisi baik itu berawal. 

Mengurangi gula dan garam
Sebelum ada Rafa, kami makan makanan dengan banyak bumbu itu biasa. Gula dan garam punya porsi yang sangat besar dalam konsumsi kami. Setelah harus memasak makanan untuk Rafa sendiri, makanan yang disajikan untuk dewasa pun mulai jadi terpengaruh. Karena terbiasa memasak untuk Rafa yang tanpa gula dan garam, saya seringkali lupa menambahkan bumbu dalam masakan dewasa. Dan lama kelamaan kami jadi terbiasa dengan makanan yang kurang bumbu itu. Ternyata enak juga. Untuk menambah manis alami, saya menambahkan bahan makanan dengan rasa yang manis seperti jagung, labu kuning, dan buah-buahan baik dalam sayur maupun cake. Lama kelamaan gula dan garam selalu saya kurangi takarannya. Sekarang, makanan dengan gula dan garam yang sudah dikurangi mulai bisa ditolerir oleh lidah kami.
Inilah alasan mengapa kita harus mengurangi gula dan garam. Dokter spesialis penyakit jantung dan pembuluh darah dari Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita, Santoso Karo Karo, mengatakan, “diet yang seimbang dibutuhkan agar kondisi jantung tetap sehat. Konsumsi garam yang berlebihan dapat meningkatkan risiko tekanan darah tinggi. Pada akhirnya, hal itu membuat kerja jantung lebih berat. Santoso mengatakan, pola makan yang sehat harus meminimalkan asupan garam, gula, dan lemak. Sebaliknya, kaya serat seperti sayur, buah, dan biji-bijian. Kalori dari gula tidak boleh lebih dari 10 persen dari total kebutuhan sehari karena sumber gula bermacam-macam. Garam tidak lebih dari 6 gram. Lemak berkisar 5-10 persen dari makanan yang kita makan”. Jadi, mari kita jadikan ini tradisi baik, pasti bisa!

No MSG (Monosodium Glutamat), Makanan Homemade itu Lebih Baik

Kristal monosodium glutamat (wikipedia)

MSG, merupakan garam natrium dari asam glutamat yang merupakan salah satu asam amino non-esensial paling berlimpah yang terbentuk secara alami. Glutamat dalam MSG memberi rasa umami yang sama seperti glutamat dari makanan lain. Keduanya secara kimia identik. Produsen makanan industri memasarkan dan menggunakan MSG sebagai penguat cita rasa karena zat ini mampu menyeimbangkan, menyatukan, dan menyempurnakan persepsi total rasa lainnya (Wikipedia).

Kenapa kita harus membatasi makanan yang mengandung MSG atau bahkan jika bisa menghindari? Dr. Russell Blaylock, seorang ahli bedah saraf mengatakan bahwa MSG adalah excitotoxin, yang artinya MSG menyebabkan  sel tubuh mengalami kerusakan bahkan kematian, menyebabkan kerusakan otak dalam berbagai derajad, bahkan memperparah kecacatan dari penyakit seperti Alzheimer, Parkinson, Lou Gehrig’s dan masih banyak lagi. Ngeri kan. Jadi, kalau memasak kita usahakan sealami mungkin ya mama. Saya punya tips membuat masakan menjadi gurih tanpa MSG, yaitu dengan menambahkan bawang merah dan bawang putih yang sudah digoreng dan dilumatkan ke dalam masakan kita. Bisa juga dengan menambahkan kaldu yang dibuat sendiri. Kalau kita selalu mengkonsumsi makanan siap saji atau membelinya di warung, kita tidak bisa mengendalikan konsumsi MSG. Homemade itu tetap lebih baik.

Menyusun menu dengan pedoman gizi seimbang

Piramida Gizi Seimbang

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dari prinsip menyusun menu gizi seimbang adalah yang pertama, makanlah makanan yang mengandung nutrisi yang beragam, karena tidak ada bahan makanan yang mengandung semua nutrisi yang diperlukan tubuh. Kemudian, konsumsi makanan harian kita harus dapat memenuhi kebutuhan energi harian, dan kecukupan kebutuhan energi ditunjukkan dengan berat badan yang normal. Makanan berlemak, berminyak, dan manis berada di ujung tertinggi piramida sehingga porsinya lebih kecil. Jadi, kita tetap butuh minyak ya mama. Nah, karenanya kita harus jeli memilih minyak yang sehat dan baik untuk kita apalagi untuk anak-anak kita.

Menyusun menu harian memang tidak mudah. Saya selalu berusaha ada komposisi yang pas untuk setiap menu yang disajikan. Misalnya, untuk sarapan pagi saya memilih menu yang memasaknya mudah seperti omelete yang diisi dengan sayuran dan dimakan bersama nasi putih panas, atau membuat bubur ayam sendiri dengan nasi yang sudah matang dimasak dengan kaldu ayam ditambahkan sayuran yang banyak dan ayam suwir. Menyisihkan waktu sebentar di dapur tidak akan menyita seluruh waktu kita untuk melakukan pekerjaan yang lain kan? Dan yang perlu diingat, dari makanan yang sehat akan menjadikan badan kita sehat pula. Jadi, vitamin itu tidak diperlukan ya mama, yang penting kita makan dengan makanan yang beragam, diolah menjadi sajian yang bervariasi itu sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi keluarga kita terutama si kecil.

Mengurangi Konsumsi Gluten
Mungkin sebagian dari kita sedang gencar melakukan diet bebas gluten karena memang sedang menjadi banyak perbincangan. Tapi apakah diet bebas gluten kita sudah benar?
Gluten adalah protein utama yang terkandung dalam beberapa serealia. Gluten ini dapat ditemukan pada semua bentuk gandum (bulgur, durum, semolina, spelt, farro, dan masih banyak lagi lainnya) seperti pada barley, rye dan triticale (persilangan gandum dengan rye). Bahan makanan yang mengandung gluten baru bisa diproses oleh tubuh kita (dicerna-diserap nutrisinya-dibuang sampahnya ke luar tubuh) dalam tempo 3x siklus metabolisme, artinya 3x24 jam. Padahal, makanan sehat sudah harus meninggalkan tubuh (usus besar) paling lama dalam tempo 24 jam. Akibatnya, sampah terigu yang harusnya dibuang akan diserap lagi dan lagi oleh dinding usus. Selain itu, tumpukan sampah gluten dalam tubuh akan menempel di dinding usus, sehingga menghalangi penyerapan nutrisi.
Sumber makanan yang mengandung gluten (wikipedia).

Lalu apakah kita harus meninggalkan bahan makanan yang mengandung gluten sama sekali? Jawabannya adalah tidak. Ada beberapa hal yang perlu diperhatian mengenai gluten ini seperti yang dikutip oleh CNN dari Dr. Arthur Agatston
1. Gluten adalah protein yang dapat menyebabkan masalah. Gluten sulit untuk dicerna dengan sempurna, hal ini berbeda dengan protein pada serealia lainnya seperti beras dan pada daging (contohnya olahan steak) yang dapat dicerna dengan sempurna. Sehingga, hal ini dapat menyebabkan masalah pada beberapa orang tapi tidak semua orang.
2. Kita tidak perlu benar-benar menghindari konsumsi gluten. Untuk beberapa orang (sekitar 1% dari populasi) gluten adalah masalah bahkan sampai menyebabkan kematian. Orang-orang dengan kondisi seperti ini dikenal sebagai celiac disease. Penderita celiac, sangat sensitif terhadap gluten meski hanya dalam jumlah yang kecil. Gluten menyebabkan kerusakan pada usus halus penderita celiac disease, hal ini yang menyebabkan masalah kesehatan mulai dari diare kronis sampai kekakuan abdominal bahkan beberapa berisiko kanker.  Sehingga, untuk penderita celiac memang harus benar-benar menjalani diet bebas gluten.
3. Kita perlu mengurangi konsumsi gluten. Karena jika kita mengkonsumsi terlalu banyak gluten selama 50 tahun karena konsumsi berlebihan produk yang terbuat dari tepung terigu, barulah kita akan merasakan dampaknya pada kesehatan kita.
4. Diet bebas gluten dapat membuat gemuk. Beberapa orang yang menghindari gluten untuk menurunkan berat badannya akhirnya akan naik kembali berat badannya karena mereka mengkonsumsi produk bebas gluten yang seringkali malah mengandung lemak jenuh yang tinggi, gula, dan natrium pada makanan cepat saji lainnya, dan produk ini seringkali mengandung bahan yang cepat menaikkan indeks glikemik seperti tepung beras putih atau tepung kentang sehingga menyebabkan gula darah naik.
Sehingga, lebih baik mengkonsumsi makanan bebas gluten yang alami seperti sayuran dan buah-buahan, daging, ikan dan unggas, serealia seperti beras coklat dan quinoa, produk olahan susu yang bebas lemak atau rendah lemak, kacang-kacangan, dan lemak sehat seperti minyak zaitun extra-virgin (extra-virgin olive oil) dan minyak canola (canola oil).
5. Gluten bukan sesuatu yang harus ditakuti. Sehingga yang penting adalah makanan dari terigu adalah jangan dikonsumsi berlebihan (sebagai hidangan utama) dan jangan dijadikan menu harian

Stop Margarin dan Butter, Mengganti dengan Minyak Goreng Sehat “SunCo”
Kenapa? Dalam buku “Stop Aging Now! Rahasia Tetap Muda Seumur Hidup (Jean Carper)” menyebutkan, margarin itu terbuat dari minyak goreng yang dipadatkan sehingga bentuknya menjadi plastis (mudah dioleskan) menyerupai mentega. Proses pemadatan ini mengubah sifat lemak jenuh bahan menjadi lemak trans yang jahat. Asupan lemak trans berlebihan membuat sel-sel membengkak, sehingga tidak berfungsi secara wajar. Bahkan, konsumsi 4 sdt margarin atau lebih per hari meningkatkan risiko terkena penyakit jantung 65% lebih tinggi  dibanding dengan orang yang mengkonsumsi margarin <1 sdt per hari. Konsumsi margarin ini juga meningkatkan risiko kanker payudara. Masih mau konsumsi margarin? Setelah membaca ini saya mencoba sedikit demi sedikit mengurangi porsi margarin dan butter dalam pembuatan makanan di rumah. Caranya? Menggantinya dengan minyak goreng yang sehat.

Memilih minyak goreng yang sehat bukan perkara mudah. Sebelum kenal sama “sunCo”, saya memakai beberapa merk minyak goreng lainnya. Hasilnya mengecewakan. Baru 1x dipakai untuk menggoreng sudah menunjukkan perubahan warna dan menjadi lebih kental. Setelah memakai sunCo, langsung jatuh cinta. Seperti yang dikatakan chef Juna di iklan sunCo (benar-benar menghipnotis nih), karakteristiknya seperti air, jernih banget :). Kenapa bisa begitu, karena SunCo diolah dari kelapa sawit segar dan telah melalui 3x pemurnian dan 2x penyaringan menghasilkan minyak goreng sehat yang kaya akan omega 3 sekaligus bebas kolesterol, mempunyai kepedulian yang tinggi untuk bisa menyajikan masakan sehat untuk keluarga. Sebagai agen penyaji makanan sehat di rumah, kita harus benar-benar memperhatikan itu kan mama :). Saya sampai buat dokumentasi menggoreng pakai sunCo nih.

Saat baru dituang ke wajan
Setelah digunakan untuk menggoreng terong pertama
Setelah goreng yang kedua, masih bening banget
sunCo nampang dulu :)

Apa aja sih kelebihan sunCo? 

Pertama. Warna minyak yang lebih bening. Karena melalui 5 tahapan yakni 3 kali proses penyaringan dan 2 kali proses pemurnian. Mengapa SunCo bisa bening? Kelapa sawit yang segar adalah kunci minyak goreng yang bening. Semakin bening minyak goreng maka saat digunakan untuk menggoreng minyak tidak cepat menjadi hitam / teroksidasi, sehingga meminimalkan resiko timbulnya kanker pada tubuh manusia.
Kedua,  Minyak itu dapat diminum. SunCo memang bukan untuk diminum, tetapi untuk membuktikan kualitas minyak goreng yang baik dapat dibuktikan dengan uji organoleptic, yakni dengan dimasukkan dan dirasakan di rongga mulut. Artinya sifat dan karakter minyak ini seperti air, tidak lekat atau berbau. Minyak mudah mengalir sehingga tidak menyangkut  atau gatal di tenggorokan.
Ketiga. Minyak ini tidak mudah beku pada suhu rendah. Dengan Buah Kelapa Sawit segar yang langsung diolah tidak lebih dari 24 jam membuat SunCo menjadi minyak goreng dengan minyak jenuh terendah dibanding yang lainnya, sehingga SunCo tidak mudah beku dan meminimalkan peningkatan kolesterol.

Dan jangan berpikir minyak goreng itu cuma bisa buat menggoreng lauk dan menumis makanan lho. SunCo di rumah saya setia menemani untuk membuat muffin, cake, bahkan pizza :).
Masak “Goulash” numis bumbunya juga pakai sunCo

Perkedel tempe kesukaan keluarga, digoreng dengan minyak “sunCo”. Resepnya bisa dilihat di sini

Sekedar info, minyak goreng “sunCo” itu memang cocok untuk muffin. Ada bahan khusus yang menjadikan muffin bertekstur berat tapi remah dan ngeprul. Sebagai sumber lemak, sebaiknya gunakan minyak goreng untuk membuat adonan muffin, bukan mentega. Minyak goreng tidak memiliki sifat mengemulsi sebagaimana mentega sehingga menghasilkan tekstur muffin yang khas. Jika menggunakan mentega, tekstur muffin, akan mendekati cake karena mentega mampu mengemulsikan lemak dan air, sehingga keduanya bisa bercampur dengan baik (sumber: buku rahasia masak wied Harry). Dan ini buktinya, saya pakai minyak goreng sunCo untuk membuat banana muffin kesukaan anak saya. Bentuknya bagus, mekar, dan rasanya juga enak.
Banana Muffin, resep simple dan yummy. Komponen butter diganti dengan minyak “sunCo”. Resepnya bisa dilihat di sini

Itulah beberapa tradisi baik di keluarga kami. Jadi tunggu apa lagi, mau sehat harus membiasakan diri dengan hal-hal yang baik bukan? Semoga bisa bermanfaat untuk semua pembaca dan tentunya mama sunCo semua :)

Tulisan ini dibuat untuk mengikuti lomba blog dari http://www.resepsehat.com persembahan SunCo Minyak Goreng Yang Baik. Tulisan adalah karya saya sendiri dan bukan merupakan jiplakan.



Sumber:
1. Wied Harry, 2013. Rahasia Masak Wied Harry Enak Sehat Alami. Jakarta: Pustaka Bunda.
2. Wikipedia. Gluten. http://id.wikipedia.org/wiki/Gluten
3. Wikipedia. Mononatrium Glutamat. http://id.wikipedia.org/wiki/Mononatrium_glutamat
4. Dr. Arthur Agatston, 2013. Gluten: 5 things you need to know. http://edition.cnn.com/2013/04/05/health/gluten-5-things/index.html
5. http://minyakgorengsunco.com/tentang-sunco/apa-dan-bagaimana-minyak-sunco
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...